LAMPUNGBARAT – Terkait pemberitaan mengenai keadaan tugu/gapura batas wilayah Lampungbarat (Lambar) dan Lampungutara (Lampura) yang cukup memprihatikan kondisinya, mendapat beragam tanggapan dan komentar dari kalangan masyarakat dan akademisi serta pemerhati Lambar.
Seperti akademisi dan pemerhati Lambar, Dr Yunada Arpan mengatakan secara garis besar menyayangkan tidak terawatnya kondisi keadaan tugu batas daerah tersebut.
“Iya memang memprihatinkan dan miris terkait terbengkalai dan tidak terawatnya tugu/gapura yang ada di perbatasan Lambar-Lampura itu jauh dari kata indah ditambah lagi tidak adanya perawatan sehingga tampak kusam yang saya katakan miris lagi bila dibandingkan dengan beberapa kabupaten yang lain contohnya mau masuk ke Lampungutara,” kata Dr Yunada yang juga seorang dosen sekaligus asli putra Daerah Lambar, saat dihubungi via ponsel, Rabu (04/10/2023).
Dirinya menuturkan, perbatasan Lampungutara, Lampungtengah kemudian antara Lampungbarat dengan Sumateraselatan di sebelah Sukau kalau dibandingkan juga dengan Waykanan di daerah Baradatu dengan desain begitu indah.
“Pemerintahan Lampungbarat ini ya tampaknya memang kurang memperhatikan tugu/gapura perbatasan tersebut tulisan Lampungbarat saja di tugu itu tidak ada. Ditambah lagi kondisi yang kusam, tidak terawat seperti itu apa ngak miris kita sebagai warga Lampung barat melihatnya,” ujar dia dengan nada kecewa.
Lebih jauh dirinya mengungkapkan, coba perhatikan juga tulisan selamat datang di kota yang berbentuk akrilik itu,tulisan Liwa kota berbunga, taman taman yang ada di jalan dua jalur menuju pemkab itu juga terlihat pecah dan cat nya mulai kusam sehingga tidak elok di pandang mata.
“Kembali ke tugu/gapura tersebut saya rasa kurang persentatif untuk disebut mewakili gerbang Lampungbarat yang dikenal daerah wisata nya sangat indah dikelilingi pemandangan bukit barisan nan elok, La orang pemerintah daerah nya saja terkesan tidak perduli dengan tugu/gapura perbatasannya sendiri kok, jangan kan untuk memperbagus/memperindah. Untuk merawat saja tidak ada anggarannya kan,” ujar dia sembari mengucapkan salam menutup pembicaraan.
Di lain sisi, hasil konfirmasi kepada Kabid Pertamanan, DLH Lambar, Wayan mengatakan bahwasanya tidak adanya anggaran untuk hal tersebut, hal ini cukup membuat pertanyaan yang menggelitik didalam benak sebagai awak media yang juga kontrol sosial.
Apakah tidak ada anggaran juga untuk sekedar perawatan peremajaan cat nya supaya terlihat indah sesuai dengan makna kota Liwa berbunga dan Lampungbarat hebat atau ada lain hal…?(rangga).
Komentar