TANGGAMUS – Seni bela diri tradisional Kuntau Pagar Ruyung Laskar Kincir Angin terus dilestarikan oleh generasi muda di Kabupaten Tanggamus. Dua anak usia 9 tahun, Braza dan Amar, kini aktif berlatih di bawah asuhan Hadi, seorang pelatih dari Pekon Wayilahan, Kecamatan Pulaupanggung. Latihan berlangsung di Pekon Banjarsari, Kecamatan Talangpadang.
Hadi menjelaskan bahwa Laskar Kincir Angin memiliki keunikan pada gerakan khas yang memutar dengan kombinasi serangan dan pertahanan yang harmonis.
“Kuntau Pagar Ruyung tidak hanya sekadar seni bela diri, tetapi juga warisan budaya yang mengajarkan kedisiplinan, keberanian, dan tanggung jawab,” kata Hadi, Sabtu (14/12/24) malam.
Latihan Kuntau Pagar Ruyung Laskar Kincir Angin menjadi ajang bagi generasi muda untuk mengenal lebih dalam seni bela diri lokal. Hadi berharap seni ini semakin dikenal dan dicintai masyarakat, sehingga dapat terus diwariskan ke generasi berikutnya.
“Dukungan masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk menjaga keberlanjutan seni bela diri tradisional seperti ini. Kami optimis seni ini akan terus hidup dan menjadi kebanggaan daerah,” ujar dia.
Sementara itu, Braza dan Amar, meskipun masih anak-anak, menunjukkan semangat tinggi dalam mempelajari teknik-teknik dasar silat ini.
“Kami ingin terus belajar agar menjadi ahli dan bisa ikut melestarikan seni bela diri tradisional ini,” pungkas dia.(Sap)
Komentar